Rabu, 06 Agustus 2008

Lelah, aneh, tak terlupakan...





Senin, 29 Juli '08

Ku coba untuk mengingat. Saat itu, ada 28 peserta. Lumayan banyak. Lebih dari yang diharapkan.

Ada 2 kubu. 10 cewek, 18 cowok.
Di kubu cewek :
ubi,bibop,mita,vita,lucy,puput,ruskha,chewy,dinda,tya.
Di kubu cowok : pepe,wima,yoga,kemal,misha,emol,satrio,isa,tegar,derryan,
yamani,alfi,fadyl,ardy,gagah, dhimas,vidi,egi.

Tempat yang dituju adalah Dunia Fantasi.

Di tol, salah satu mobil teman saya distop oleh polisi karena melanggar. Melewati garis lurus putih tidak putus-putus. Waduh. Ada juga polisi yang mangkal di jalan tol. Untung, 4 mobil lainnya dapat mematuhi.

Belum juga sampai di dalam Dufan, kita harus mengantri untuk membeli tiket masuk, tepatnya bagi yang memiliki Esia memperoleh diskon 30% untuk 2 orang. Sedangkan yang tidak memakai Esia tidak perlu mengantri lama. Sialnya, ketika menunjukkan sms diskon, si Mbak berkata," Wah, itu uda lewat de tglnya!". Sial. Terpaksa membeli tiket dengan harga normal Rp100.000.
Untungnya di dompet terselip voucher diskon 20% dari Gramedia. Yang anehnya saya harus membayar dengan diskon 15%. Lho kok?

Akhirnya masuk ke Dufan setelah 1 jam mengantri untuk membeli tiket. Fadyl mengusulkan untuk menaikki wahana yang paling panjang mengantrinya, terlebih dahulu. Yaitu Simulator Extreme Log. Sesampainya di sana, wahana belum dibuka. 1/2 jam lagi baru beroperasi. Terpaksa beralih ke wahana yang lainnya, Ayunan Terbang. Mengantri 15 menit, muncul Sekar dan Afrizal. Nampak wahana simulator telah dibuka. Waduh, dasar mas-mas penipu.

Lumayan pusing menaikki ayunan terbang. Kembalilah kami ke tempat semula. Antrian pun terlihat sangat penuh. Kami terpaksa memecah kelompok menjadi dua. Sebagian mengantri dan sisanya pindah ke wahana Halilintar. Whooaaa.....!.

Heboh.

Lanjut ke wahana Pontang-Panting. Badan seperti mental ke sana ke mari.
Masih belum puas. Naik lagi wahana berikutnya Ombang-Ambing. Saya dan beberapa teman tidak ikut naik karena wahana tersebut membuat orang menjadi mual dan pusing berdasarkan pengalaman sebelumnya. Benar ternyata. Teman-teman merasa pusing dan mual. Istirahat 1 jam sambil menunggu kelompok yang menaikki wahana Simulator Extreme Log.

Energi kembali penuh. Wahana berikutnya adalah Kora-Kora. Tarik maanngg. Matahari terasa semakin menyengat. Es salah satu alternatif penyegar tubuh. Kami pun membelinya dengan aneka rasa dan warna. Bertukaran es untuk mencoba dan menjawab rasa penasaran.

Seger.

Tapi, perut kami berbicara yang mengisyaratkan lapar.
Mc D lah yang menjadi obatnya. Karena kursi penuh terpaksa makan lesehan di tempat yang memungkinkan. Tepatnya taman di dekat Mc D.

Dilanjutkan perjalanan menuju wahana Arum Jeram. Keakraban semakin terjalin. Sandal Egi putus setelah tertawa terbahak-bahak. Yoga pun memberikan sendal cadangannya.
Jbarrr-jburrr. Peeesss...!
Basahlah semua pakaian yang kami kenakan.

Untuk mengeringkan pakaian Kicir-Kicir menjadi pilihan selanjutnya. Wahana yang cukup menegangkan. Badan kami dijungkirbalikkan dan melayang-layang. Pastinya dengan pengaman yang paten.

Inilah wahana yang kami tunggu-tunggu. Tornado. Wahana menegangkan setelah wahana sebelumnya. Diputar-putar. Dibalikkan layaknya kelelawar yang menggantung dan tidur di goa-goa. Wuekkk...!. Ardi memuntahkan sebagian isi perutnya. Untungnya tidak mengenai orang yang menonton di bawah. Kebetulan saat itu kondisi badannya sedang tidak fit.

Kami kembali terpecah menjai beberapa kelompok. Karena mulai gelap, hanya satu wahana yang dapat dinaikki. Saya, Isa, dan Tegar memilih menaikki wahana Niagaragara. Di depan antrian, kami melihat orang yang yang mukanya mirip Marsha. Salah satu teman di sekolah kami. Kami memanggilnya, dia menoleh. "Tuh kan bener," kata salah seorang dari kami. Sepertinya bukan. Sudahlah.

Depan, tengah, belakang. Saya duduk di tengah agar tidak terkena basah. Buzzz...!. Ternyata saya yang paling basah. Sial.

Perjalanan ditutup dengan Stunt Man Show. Dijadwal, pertunjukkan berjalan 45 menit. Hanya 20 menit yang sempat kami tonton. Terjadi karena telat sampai. Keluar dari pertunjukkan seorang laki-laki menepok saya. Jangan-jangan penghipnotis.

Dia menanyakan apakah saya orang yang naik Niagaragara dibelakang dia. Iya. Itulah jawaban yang terlontar. Dia adalah pacar orang yang tadi kami (Saya, Isa,Tegar) kira Marsha. Ternyata namanya Marsha tetapi bukan Marsha teman satu sekolah kami. Kebetulan yang aneh. KTP Marsha dan uangnya hilang. Dia kira kami memanggil namanya karena membaca KTP miliknya. Padahal tidak. Pacar Marsha berpesan kalau menemukan KTP Marsha tolong diberitahukan.

Wah wah wah...!

__30'sec Holiday__